Minggu, 30 November 2014

GAYA KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan merupakan kegiatan sentral di dalam sebuah organisasi, dengan seorang pimpinan puncak sebagai figur sentral yang memiliki wewenang  dan tanggung jawab dalam mengefektifkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Pemimpin sebagai figur sentral mempunyai peran strategis yaitu menyatukan individu-individu untuk bergerak menuju arah yang sama untuk dengan segala daya upaya yang ada. Wewenang dan tanggung jawab seperti itu, menunjukkan bahwa keberadaan pimpinan tidak bisa dipisahkan dengan organisasi, baik formal maupun informal, sedangkan organisasipun tidak dapat dipisahkan dari anggotanya yang terdiri dari individu-individu.

Ada teori yang menyatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Ada pula yang menyatakan bahwa pemimpin itu terjadi karena adanya kelompok-kelompok orang-orang, dan ia melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Teori lain mengemukakan bahwa pemimpin timbul karena situasi yang memungkinkan ia ada.  Dan teori paling muktahir melihat kepemimpinan lewat prilaku organisasi. Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Agus dharma juga mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan seseorang pada saat ia mempengaruhi orang lain.[1]
Assalamu'alaikum wr wb....
ANDA MAHASISWA??? BUTUH BIAYA UNTUK KULIAH?..BUTUH UANG UNTUK JAJAN??
ATAU PENGEN MEMBANTU ORANG TUA??....TEPAT!!!!!DISINI TEMPATNYA....
SEBUAH INFO UNTUK KESUKSESAN ANDA, ada di SINI : ...ADA PERMASALAHAN DALAM EKONOMI ANDA???.. ATAU SEKEDAR BUTUH TAMBAHAN PENGHASILAN??..butuh modal untuk usaha anda??? DI SINI SOLUSINYA... Klik:"UBAH HIDUP KITA"
ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Sungguh keajaiban sedekah ini memiliki keutamaan yang besar. MAKA KAMI MENYEDIAKAN SISTEM UNTUK ANDA DI SINI...KESEMPATAN EMAS BUAT MERUBAH EKONOMI KITA MENJADI LEBIH BAIK ...hanya di SEDEKAH MERUBAH HIDUP KITA
Allah berfirman:
                    إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid, Ayat: 18)..
JADI BUKTIKAN LAH DI SINI...KARENA JANJI ALLAH PASTI BENARNYA...CUKUP bersedekah
Rp. 50.000,- dan pasti Allah akan melipat gandakannya...BURUAN DAFTAR...!!!!! Berapa hari uang sebesar RP.50.000,- akan bertahan dalam saku anda???... Maka buatlah berlipat GANDA dengan bergabung di http://buzurl.com/op05
Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah. Semoga kita senantiasa diberi nikmat dan kesadaran untuk bersedekah.
JADI SEGERA BERGABUNG DI....http://buzurl.com/op05
Wassalamu'alaikum wr wb.....

B.     Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini penulis hanya akan membahas gaya kepemimpinan yang sudah tertera secara spesifik akan dibahas yang terdapat di dalam silabus mata kuliah kepemimpinan pendidikan, diantaranya:
1.         Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan kontinum?
2.         Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan grid?
3.         Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan tiga dimensi?
4.         Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan situasional?

C.     Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan di atas dapat disusun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan kontinum.
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan grid.
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan tiga dimensi.
4.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan situasional.

D.    Manfaat Penulisan  Makalah
Penulisan makalah ini mempunyai beberapa manfaat, diantaranya bagi penulis, hal ini sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah. Bagi mahasiswa pascasarjana UNISNU, makalah ini ditujukan sebagai referensi studi terhadap berbagai tipe gaya kepemimpinan.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Gaya Kepemimpinan Kontinum
Perilaku atau gaya kepemimpinan menurut Tannenbaum dan Schmidt memiliki tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merealisasikan kepemimpinan yang efektif. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut[2]:
1.      Kekuatan pemimpin, yang dimaksud adalah kondisi diri seorang pemimpin yang mendukung dalam melaksanakan kepemimpinannya, seperti latar belakang pendidikan, pribadi, pengalaman dan nilai-nilai dalam pandangan hidup yang dihayati dan diamalkannya (dipedomani dalam berfikir, merasakan, bersikap dan berperilaku).
2.      Kekuatan anggota organisasi sebagai bawahan, yang dimaksud adalah kondisi diri pada umumnya yang mendukung pelaksanaan kepemimpinan seorang pemimpin sebagai atasan, seperti pendidikan/ pengetahuan, pengalaman, motivasi kerja/ berprestasi, dan tanggung jawab dalam bekerja.
3.      Kekuatan situasi, yang dimaksud adalah situasi dalam interaksi antara pemimpin dengan anggota organisasi sebagai bawahan, seperti suasana atau iklim kerja, suasana organisasi secara keseluruhan termasuk budaya organisasi dan tekanan waktu dalam bekerja.
Berdasarkan ketiga kekuatan tersebut, Tannenbaum dan Schmidt mengembangkan model kontinum perilaku  atau gaya kepemimpinan berupa suatu garis yang diawali dari titik yang menunjukkan perilaku yang terpusat pada pemimpin dan diakhiri pada titik yang menunjukkan perilaku yang terpusat pada bawahan. Perilaku tersebut berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam kepemimpinan.

Dalam perilaku ini terdapat tujuh perilaku atau gaya kepemimpinan yang dilakukan dalam bentuk pengambilan keputusan dalam kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:[3]
1.        Pemimpin sebagai pengambil keputusan, yang berarti berperan aktif dalam mengelola dan mengendalikan anggota/ organisasi.
2.        Pemimpin menjual (menawarkan) keputusan, dalam arti pemimpin berperan membuat alternatif keputusan yang ditawarkan pada anggota organisasi untuk dipilih tanpa diubah,
3.        Pemimpin menyampaikan gagasan dan meminta anggota organisasi menyampaikan pernyataan-pernyataan atau membahasnya sebelum ditetapkan menjadi keputusan,
4.        Pemimpin menawarkan keputusan yang boleh didiskusikan dan dapat diubah sebelum ditetapkan, \
5.        Pemimpin menyampaikan masalah, menerima saran, dan membuat keputusan,
6.        Pemimpin menyerahkan pembuatan keputusan kepada kelompok, dengan didahului memberikan batas-batas yang tidak boleh dilampaui, dan
7.        Pimpinan mempercayakan pada anggota organisasi sebagai bawahan untuk menjalankan fungsi-fungsinya dalam batas-batas yang ditetapkan pimpinan sebagai atasan.
B.     Gaya Kepemimpinan Grid
Blake dan Mounton di dalam Fred Luthans mengetengahkan suatu usaha untuk mengidentifikasi gaya atau perilaku kepemimpinan yang efektif di dalam managemen yang disebut dengan managerial Grid. Pendekatan ini berdasarkan perilaku kepemimpinan yang memiliki dua dimensi. Dimensi yang mengutamakan produktifitas (concern for production) ditempatkan pada sumbu horisontal, dan dimensi yang mengutamakan karyawan (concern for people) yang ditempatkan pada sumbu vertikal. Tinggi rendahnya dua dimensi itu tadi dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan angka 9. Angka satu menunjukkan perhatian minimum, angka lima menunjukkan tingkat perhatian medium, dan angka sembilan menunnjukkan perhatian maksimum. Menurut teori ini dimensi perhatian terhadap produk dan dimensi perhatian terhadap karyawan, dapat dikombinasikaiin menjadi 8 kemungkinan perilaku atau gaya kepemimpinan. Namun teori ini memberikan penekanan dengan dibatasi dengan lima perilaku atau gaya kepemimpinan saja. Empat gaya terletak di sudut dan satu macam gaya terletak di tengah manajerial grid, berikut ini gambar diagram grid-nya.[4]


Keterangan:
1)      Pada grid 1.1 gaya kepemimpinan menunjukkan bahwa pemimpin sangat sedikit memikirkan karyawan dan produksi yang dihasilkan oleh organisasinya.
2)      Pada grid 9.9 gaya kepemimpinan ditandai dengan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam memikirkan anggotanya dan mewujudkan produktifitas organisasi yang tinggi
3)      Pada grid 1.9 gaya kepemimpinan menunjukkan tanggung jawab yang tinggi terhadap anggota organisasi tetapi rendah dalam memikirkan produktifitasnya.
4)      Pada grid 9.1 gaya kepemimpinan ditampilkan dengan memberikan perhatian yang besar pada produktifitas, tetapi kurang dalam memperhatikan anggota organisasi.
5)      Pada grid 5.5 gaya kepemimpinan berada di tengah-tengah, yang berarti pemimpin memikirkan secara berimbang secara medium baik sisi produktifitas maupun perhatian kepada anggota organisasinya.
C.     Gaya Kepemimpinan Tiga Dimensi.
Menurut Reddin (dalam hawari: 2003) menyatakan ada tiga pola dasar yang dapat dipergunakan dalam menetapkan pola perilaku kepemimpinan, yaitu:
1.    Berorientasi  pada tugas (task orriented)
2.    Berorientasi pada hubungan (relationship orriented)
3.    Berorientasi pada effektifitas (effectiveness orriented)
Oleh karena tolok ukur yang umum digunakan adalah kepemimpinan yang efektif dan tidak efektif, maka berikut ini akan dijelaskan pendapat Reddin yang mengembangkan ketiga orientasi kepemimpinan menjadi delapan gaya kepemimpinan berdasarkan tolok ukur tersebut.[5]
1.    Perilaku/ gaya kepemimpinan yang tidak efektif terdiri dari:
a.         Deserter (pembelot), yang menunjukkan perilaku kepemimpinan yang tidak ada rasa keterlibatan dengan anggota dan organisasi, moral rendah, tindakannya sukar diprediksi.
b.         Missionary (pelindung dan penyelamat), yang menunjukkan perilaku kepemimpinan sebagai penolong yang lemah dan menggampangkan masalah yang dihadapi.
c.         Autocrat (otokrasi), yang menunjukkan perilaku kepemimpinan yang keras kepala dan bandel karena merasa benar sendiri.
d.        Compromisser (kompromis), menunjukkan perilaku kepemimpinan tidak tetap pendirian, menunda-nunda dan  bahkan tidak membuat keputusan, berwawasan/ pandangan dangkal.
2.    Gaya kepemimpinan yang efektif terdiri dari:
a.         Bureaucrat (birokrat), menunjukkan perilaku kepemimpinan patuh dan taat pada peraturan, memiliki kemampuan berorganisasi (manusia organisasi), dan cenderung lugu.
b.         Developer atau pembangun dalam memajukan dan mengembangkan organisasi, yang menunjukkan perilaku kepemimpinan kreatif, melimpahkan wewenang, dan menaruh kepercayaan yang tinggi pada anggota sebagai bawahan.
c.         Benevolent autocrat (otokrasi yang lunak/ disempurnakan), menunjukkan perilaku kepemimpinan dalam bekerja lancar dan tertib, ahli dalam pengorganisasian, dan memiliki rasa keterlibatan diri dalam menggunakan kewenangan atau kekuasaan pemimpin.
d.        Executive (eksekutif), menunjukkan perilaku bermutu tinggi, memiliki kemampuan memberikan motivasi pada anggota organisasi sebagai bawahan dan berpandangan luas.
D.    Gaya Kepemimpinan Situasional
Setiap organisasi dalam perjalanan sejarahnya tentu akan menemui situasi-situasi yang berbeda dari masa kemasa, oleh karena itu organisasi dengan sistem kepemimpinan tunggal tidak mungkin bisa merespon semua kondisi yang berubah tersebut secara keseluruhan.  Dengan kata lain, tidak mungkin suatu organisasi hanya dipimpin dengan perilaku atau gaya kepemimpinan tunggal untuk segala situasi terutama apabila organisasi tersebut terus berkembang menjadi besar dengan jumlah anggota yang semakin bertambah.[6]
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula, hal ini sering disebut dengan Teori Kontingensi (Contingency Approach). Disamping itu karena perilaku kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi seorang pemimpin, maka teori ini juga disebut dengan Teori Situasional (Situasional Approach).
1.         Kepemimpinan situasional dari Fiedler
Menurut fiedler terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang dapat mempengaruhi kepemimpinan untuk mengefektifkan organisasi. Ia mengatakan pula bahwa terdapat tiga dimensi di dalam situasi yang dihadapi oleh pemimpin.
a.       Hubungan pemimpin-anggota (the leader-member relationship)
Dimensi ini merupakan variabel yang sangat penting dalam menentukan situasi yang menguntungkan.
b.      Derajat dari susunan tugas (the degree of task structure)
Dimensi ini merupakan variabel ke dua yang sangat penting dalam menentukan situasi yang menguntungkan.
c.       Posisi kekuasaan pemimpin (the leader’s position power)
Dimensi ini yang diperoleh melalui kewenangan formal merupakan variabel yang sangat penting ketiga dalam menentukan situasi yang menguntungkan.
Situasi yang menguntungkan dalam menjalankan kepemimpinan adalah hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan dalam arti pemimpin dapat diterima oleh orang-orang yang dipimpinnya atau sebaliknya. Dalam hubungan yang serasi antara kedua belah pihak, terbina suasana persahabatan, tidak ada perselisihan, setiap ada masalah bisa diselesaikan antara kedua belah pihak.
2.         Kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard
Paul Hersey dan K.H. Blanchard telah mengembangkan suatu teori tentang gaya kepemimpinan situasional (situasional leadership theory). Teori ini menyatakan bahwa keefektifan kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan (kesiapan dan kematangan) anggota organisasi atau bawahan dalam menerima atau menolak pemimpin.
Berdasarkan tingkat kesiapan dan kematangan itu gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat perilaku:
a)        Telling Style (gaya mengatakan/ memerintah/ mengarahkan )
Gaya ini berorientasi tinggi pada tugas dan rendah pada hubungan dengan anggota atau bawahan.
b)        Selling Style (menawarkan/ menjual)
Gaya kepemimpinan ini dilaksanakan dengan perilaku orientasi tugas dan hubungan yang keduanya tinggi.
c)        Participating Style (gaya partisipasi)
Gaya kepemimpinan ini dilaksanakan dengan orientasi pada tugas rendah dan hubungan dengan anggota tinggi.
d)        Deligating Style (gaya pendelegasian wewenang)
Gaya kepemimpinan ini dilaksanakan dengan orientasi tugas rendah dan hubungan dengan anggota juga rendah. 
  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian singkat makalah yang telah kelompok kami sajikan diatas, maka sebagai kesimpulannya akan kami sampaikan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
Secara garis besar kepemimpinan kontinum dipengaruhi oleh tiga bidang yaitu: bidang pengaruh pimpinan, bidang pengaruh kebebasan bawahan, dan bidang situasi yang mempengaruhi pembuatan keputusan. Ketiga hal tersebut berperan aktif terhadap pemimpin dalam membuat keputusan.
Kepemimpinan grid, Dalam pendekatan managerial grid ini, manajer berhubungan dengan 2 hal yakni produksi di satu pihak dan orang-orang di pihak lain. Managerial Grid menekankan bagaimana manajer memikirkan produksi dan hubungan manajer serta memikirkan produksi dan hubungan kerja dengan manusianya. Bukannya ditekankan pada berapa banyak produksi harus dihasilkan, dan berapa banyak ia harus berhubungan dengan bawahan.
Kepemimpinan tiga dimensi, Reddin menyatakan ada tiga pola dasar yang dapat dipergunakan dalam menetapkan pola perilaku kepemimpinan, yaitu: Berorientasi  pada tugas (task orriented), Berorientasi pada hubungan (relationship orriented), Berorientasi pada effektifitas (effectiveness orriented).
Kepemimpinan situasional, Teori ini menyatakan bahwa keefektifan kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan (kesiapan dan kematangan) anggota organisasi atau bawahan dalam menerima atau menolak pemimpin

B.     Penutup
Akhirnya segala masukan dan kritik untuk perbaikan makalah ini selalu kami tunggu. Mohon maaf atas ketidaksempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA

Tilaar. H.A.R.  Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan,Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009
Agus Dharma, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Bagi Para Manager, Bandung: PT. Sinar Baru, 1984
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006




[1] Agus Dharma, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Bagi Para Manager, (Bandung: PT. Sinar Baru, 1984), Hlm.37
[2] Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), Hlm. 98
[3] Ibid, Hlm.100
[4] Ibid., Hlm. 87-90
[5] Ibid., Hlm. 97-98
[6] Ibid., hlm.94

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar Anda Disini