Pengantar- Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam kedua yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat ilmu pengetahuan. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah adalah keturunan paman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul Muththalib.
Islam mengalami masa keemasannya pada masa pemerintahan daulah
Abbasiyah. Masa keemasan Islam yang juga dinilai sebagai fase perkembangan
terpenting bagi pendidikan Islam dan perkembangan ilmu umum ini terjadi pada
kurun waktu abad ketiga sampai kelima hijriah.
Dengan berkembangnya luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam,
madrasah-masradah dan universitas-uiversitas yang merupakan pusat-pusat
pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Tumbuh dan berkembangnnya
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam yang sangat cepat , merupakan ciri
pendidikan Islam masa ini.
Mengkaji sejarah pendidikan Islam pada masa masa keemasan dan kejayaan,
Bidang perkembagan Pendidikan Islam pada Masa Keemasan, dan Sistem pendidikan Islam pada masa kejayaan, merupakan
salah satu bentuk hal yang bisa membuat kita termotivasi dalam
memajukan pendidikan, khususnya
pendidikan Islam. Kita dapat mengetahui tentang
keemasan dan kejayaan umat Islam dalam pendidikan sebagai cerminan bahwa
umat Islam juga pernah mengalami kejayaan dalam bidang pendidikan.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan disajikan tentang awal berdirinya dinasti
Abbasiyah, perkembangan pendidikan Islam pada masa keemasan dan masa kejayaan,
sistem pendidikan Islam pada masa kejayaan.
Assalamu'alaikum wr wb....
ANDA MAHASISWA??? BUTUH BIAYA UNTUK KULIAH?..BUTUH UANG UNTUK
JAJAN??
SEBUAH
INFO UNTUK KESUKSESAN ANDA, ada
di SINI : ...ADA PERMASALAHAN DALAM EKONOMI ANDA???.. ATAU SEKEDAR BUTUH
TAMBAHAN PENGHASILAN??..butuh modal untuk usaha anda??? DI SINI SOLUSINYA... Klik:"UBAH
HIDUP KITA"
ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang
bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi
orang-orang yang gemar bersedekah. Sungguh keajaiban sedekah ini memiliki
keutamaan yang besar. MAKA KAMI MENYEDIAKAN SISTEM UNTUK ANDA DI SINI...KESEMPATAN
EMAS BUAT MERUBAH EKONOMI KITA MENJADI LEBIH BAIK ...hanya di SEDEKAH MERUBAH HIDUP KITA
Allah berfirman:
إِنَّ
الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً
يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan
bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid, Ayat: 18)..
Rp. 50.000,- dan pasti Allah akan melipat gandakannya...BURUAN DAFTAR...!!!!! Berapa hari uang sebesar RP.50.000,- akan
bertahan dalam saku anda???...
Maka buatlah berlipat GANDA dengan bergabung di http://www.kitaberamal.com/?id=darnoto
Banyak
keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini,
yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui
dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya
untuk banyak bersedekah. Semoga kita senantiasa diberi nikmat dan kesadaran
untuk bersedekah.
Wassalamu'alaikum wr wb.....
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
awal Berdirinya Dinasti Abbasiyah ?
2.
Bagaimana
Pendidikan Islam Pada Masa Keemasan ?
3.
Bagaimana
Bidang Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui kapan Awal berdirinya Dinasti Abbasiyah
2.
Untuk
mengetahui pendidikan islam pada masa keemasan.
3.
Untuk
mengetahui bidang perkembangan /keemasan islam pada zaman abbasiyah.
4.
Untuk
mengetahui sistem pendidikan islam pada masa kejayaan.
D. Manfaat Penulisan
1.
Manfaat bagi
penulis, menambah wawasan dan pengetahuan dalam membuat makalah.
2.
Dengan
mempelajari makalah ini kita dapat mengetahui Pendidikan Islam pada masa
Keemasan dan Kejayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal Berdirinya Bani Abbasiyah
Kekuasaan
Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah.
Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah
keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh
Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia
dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada
tanggal 3 Rabiul awal 132 H.[1][1]
Pada abad ketujuh terjadi
pemberontakan diseluruh negeri. Pasukan Marwan ibn Muammad (pasukan Dinasti
Umayyah) melawan pasukan Abdul Abbas.
Pemberontakan tersebut terjadi akibat ketidak puasan mereka tehadap
khalifah-khalifah sebelumnya. Dan akhirnya di menangkan oleh pasukan
Abbas. Pasukan pemberontak terdiri dari
kalangan Khawarij, Syi’ah, Mawali, dan Bani Abbas.
Para
Mawali bekerja sama dengan Bani Abbas, komando tertinggi gerakan Bani Abbas
tidak menyisakan keluaga Umayah, karena perburuannya terhadap keluarga Umayyah
itu, ia dijuluki dengan As-Safah yang berarti”yang menumpahka darah”.
Abu
Abbas kemudian didaulat menjadi khalifah pertama Bani Abbasiyah. Tahun 750 M
diproklamasikan berdirinya pemerintahan Bani Abbasiyah di Kufah. Khalifah
petamanya adalah Abu Abbas Ash Shaffah yang di baiat di Masjid Kufah.[2][2]
B. Pendidikan Islam Pada Masa Keemasan
Masa Bani
Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The
Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik
dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang
berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan
buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang
melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi
baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.[3][3]
Pemerintah Bani Abbasiyah berkuasa selama 5 abad, yaitu dari tahun
750-1258 M. Pada awalnya pusat pemerintahan di kota kufah kemudian pindah ke
Hira lalu ke Abar (Hasyimiyah) dan akhirnya ke Baghdad. Baghdad adalah ibu kota
pemerintah Bani Abbasiyah yang paling strategis, kota ini di bangun oleh Abu
ja’far al Mansur dengan bentuk bulat, arsitek pembangunan adalah Hajjaj bin Art
dan Amron bi Wahdah. Baghdad menjadi kota internasional dan disebut sebagai
kota seribu malam.
Ahli
sejarah membagi pemerintahan bani Abbasiyah menjadi 5 priode yang didasarkan
pada kondisi politik pemerintahan.
1. Periode
Pertama (tahun 750 – 847 M)
Pada
periode ini terdapat pengaruh persia yaitu masuknya keluarga Barmak dalam
pemerintahan Bani Abbasiyah dan dalam bidang ilmu pengetahuan. Puncak kejayaan
terjadi pada periode ini yaitu ketika di pinpin oleh khalifah Harun Al Rasyid.
Semua sektor perekonomian maju, ilmu pengetehuan berkembang pesat sehingga
rakyat menjadi sejahtera.
2. Periode kedua
(tahun 874 – 945 M)
Bangsa
Turki yang menjadi tentara mulai mendominasi pemerintahan Bani Abbasiyah.
Mereka memilih dan menentukan khalifah sesuai dengan kehendaknya. Pada masa ini
Bani Abbasiyah mulai mengalami kemunduran.
3. Periode ketiga
(tahun 945 – 1055 M)
Pada
masa Bani Abbasiyah di bawah kekuasaan Bani Buwaihi. Khalifah posisinya makin
lemah hanya seperti pegawai yang digaji saja karena Bani Buwaihi berpaham
Syi’ah sedangkan Bani Abbasiyah berpaham Sunni.
4. Periode keempat
(tahun 1055 – 1199 M)
Periode
ini ditandai dengan masuknya Bani Saljuk dalam pemerintahan Bani Abbasiyah
karena telah mengalahkan Bani Buwaihi. Keadaan khalifah mulai membaik terutama
bidang agama karena Bani Saljuk dengan Bani Abbasiyah sama-sama sepaham Sunni.
5. Periode
kelima (tahun 1199 – 1258 M)
Pemerintahan Bani Abbasiyah tidak berada di bawah kekuasaan siapapun
tetapi wilayah kekuasaannya hanya tinggal Baghdad dan sekitarnya. Pada tahun
1258 M, tentara Mongol dipinpin oleh Hulagu Khan masuk kota Baghdad
menghancurleburkan kota Baghdad dan isinya, sehingga berakhirlah Bani
Abbasiyah.[4][4]
Sebenarnya
zaman keemasan Bani Abbasiyah telah dimulai sejak pemerintahan pengganti
Khalifah Abu Jakfar Al-Mansur yaitu pada masa Khalifah Al-Mahdi (775-785 M) dan
mencapai puncaknya di masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid. Di
masa-masa itu para Khalifah mengembangkan berbagai jenis Kesenian, terutama
kesusastraan pada khususnya dan kebudayaan pada umumnya. Berbagai buku bermutu
diterjemahkan dari peradaban India maupun Yunani. Dari India misalnya, berhasil
diterjemahkan buku-buku Kalilah dan Dimnah maupun berbagai cerita Fabel yang
bersifat anonim.
Kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya pada bidang sastra dan seni saja
juga berkembang Ilmu-ilmu Naqli dan Ilmu Aqli. Perkembangan ini memunculkan
tokoh-tokoh besar dalam sejarah ilmu pengetahuan, dalam ilmu bahasa muncul
antara lain Ibnu Malik At-Thai seorang pengarang buku nahwu yang sangat
terkenal Alfiyah Ibnu malik, dalam bidang sejarah muncul sejarawan besar Ibnu
Khaldun serta tokoh-tokoh besar lainnya yang memiliki pengaruh yang besar bagi
perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.[5][5]
C.
Bidang Perkembangan/Keemasan Islam
Pada Zaman Abbasiyah.
1. Perkembangan Intelektual.
Secara garis
besar Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada
masa pemerintahan Harun ar-Rasyid. Hal ini dapat dilihat dari adanya gerakan
penerjemahan buku dari berbagai bangsa dan bahasa. Sehingga dengan gerakan
penerjemahan buku tersebut, lahirlah para tokoh Islam sesuai dengan
keahliannya.
a. Ilmu Umum
1) Ilmu Filsafat
Ø Al-Kindi
atau Abu Yusuf Ya’qub Bin Ishak ( 809-873 M), seorang filsuf bangsa Arab.
Ø Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80
tahun.
Ø Ibnu Maskawai (wafat tahun 523 H).
Ø Ibnu Shina ( 980-1037 M). Karangan-karangan
yang terkenal antara lain: Shafa,
Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
Ø Al Ghazali
(1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al-Munqizh
Minadl-Dlalal ,Tahafutul Falasifah, Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin, dan
lain-lain.
Ø Ibnu Rusd
(1126-1198 M). Karangannya: Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillah, dan
lain-lain.
b. Bidang Kedokteran
Ø Ali bin
Rabban At Torabi. Merupaka dokter pribadi khalifah Al Mutawakkil yang menulis
buku Firdaus.
Ø Ali bin
Abbas Al Majusi, salah satu karyanya adalah Al kitab Al Maliki.
Ø Ibnu Sina,
ia disebut oleh kaum muslimin sebagai pangeran dokter.
Ø Ar Razi atau
Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan campak yang diterjemahkan
dalam bahasa latin.[6][6]
c. Bidang Matematika
Ø Umar Al
Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
Ø Al
Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d. Bidang Astronomi
Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang
terkenal dalam perbintangan ini seperti :
Ø Al Farazi :
pencipta Astro lobe
Ø Al
Gattani/Al Betagnius
Ø Abul wafat :
menemukan jalan ketiga dari bulan
Ø Al Farghoni
atau Al Fragenius.
2. Perkembangan Peradaban di Bidang
Fisik
Perkembangan
peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju pesat, karena upaya-upaya
dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari
bangunan – bangunan yang berupa:
a) Kuttab
b) Majlis
Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan pujangga
untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c) Darul
Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini merupakan
perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
d) Masjid
e) Pada masa
Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan ekonomi:
pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh Khalifah
Mansyur.
3. Perkembangan peradaban di bidang
politik dan pemerintahan
Dalam
menjalankan roda pemerintahan Khalifah Dinasti Abbasiyah mengangkat menteri
(wasir) dan membentuk kementrian (wizarat). Menteri adalah pembantu utama
khalifah, ia berhak mengangkat dan memecat pegawai. Khalifah juga mengangkat
hakim yang bertugas menyelesaikan masalah muamalah. Untuk membantu lancarnya
kepemerintahan dibentuklah Diwanul Kitabah (Sekertariat Negara) dengan dibantu
oleh : katibur Rasail, katibul Kharraj, katibul Jund, katibul Syurthan, katibul
Qada’.
Selain itu,
juga dibentuk departemen-departemen yang dikepalai oleh menteri,
departemen-departemen itu antara lain : diwan al kharraj, diwan az-Ziman, diwan
al jund, diwan barid, diwan ar Rasail. Dalam pemerintahan dinasti Umayyah ada
juga yang disebut hajib, yang bertugas mengawasi dan memberikan persetujuan
terhadap program kerja menteri. Wilayah Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi
beberapa provinsi yang dinamakan imarat, gubernurnya bergelar Amir.
4. Bidang Militer
Militer
Dinasti Abbasiyah terdiri atas tiga bagian, yaitu pasukan pemanah, pasukan
infanteri, dan pasukan berkuda/kavaleri. Pasukan pemanah bersentakan anak panah
dan busurnya, tugas pasukan ini adalah mengacaukan musuh dari jarak jauh.
Pasukan invanteri bersenjatakan pedang, tombak, helm, dan tamengya. Mereka
bertugas memukul mundur pasukan musuh pada pertempuran jarak dekat. Pasukan
berkuda bersenjatakan pedang dan lembing, mereka bertugas mengobrak-abrik
pertahanan lawan melalui depan, samping, dan belakang. Selain pasukan-pasukan di
atas ada lagi pasukan pengawal khalifah, mereka ini pasukan elite yang bergaji
tinggi.
Angkatan bersenjata Dinasti Abbasiyah didominasi oleh orang Arabdan
Persiah pada awalnya, namun pada tahun-tahun selanjutnya didominasi oleh Arab,
Turki, dan persiah. Dan masa sebelum berakhir daulat ini pasukan bersenjatanya
didominasi oleh Persiah dan Turki.[7][7]
Masa
kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam
yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan
madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat kebudayaan
Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan,
budaya dan menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek
budaya kaum muslimin.[8][8]
Adapun sistem pendidikan Islam pada
masa kejayaan meliputi :
1. Kurikulum
Kurikulum
adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari oleh siswa.
Lebih luas lagi, kurikulum bukan hanya sekedar rencana pelajaran, tetapi semua
yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam pada mulanya berkisar pada
bidang studi tertentu. Namun seiring perkembangan sosial dan cultural, materi
kurikulum semakin luas. Pada masa kejayaan Islam, mata pelajaran bagi kurikulum
sekolah tingkat rendah adalah al-Quran dan agama, membaca, menulis, dan
berenang. Sedangkan untuk anak-anak amir dan penguasa,
Kurikulum tingat rendah sedikit berbeda. Di istana-istana biasanya
ditegaskan pentingnya pengajaran ,ilmu sejarah, cerita perang, cara-cara
pergaulan, disamping ilmu-ilmu pokok seperti al-Quran, syair, dan fiqih.
Setelah usai menempuh pendidikan rendah, siswa bebas memilih bidang studi yang
ingin ia dalami di tingkat tinggi.
Ilmu-ilmu agama mendominasi kurikulum di lembaga-lembaga pendidikan
formal, seperti masjid, dengan al-Quran sebagai intinya. Ilmu-ilmu agama harus
dikuasai agar dapat memahami dan menjelaskan secara terperinci makna al-Quran
yang berfungsi sebagai fokus pengajaran.
2. Metode Pengajaran
Dalam
proses belajar mengajar, metode pengajaran merupakan salah satu aspek
pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau kebudayaan dari
seorang guru kepada para pelajar. Metode pengajaran yang dipakai dapat
dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu lisan, hafalan, dan tulisan. Metode
lisan bisa berupa dikte, ceramah, dan diskusi. Metode menghafal merupakan ciri
umum dalam sistem pendidikan Islam pada masa ini. Untuk dapat menghafal suatu pelajaran,
murid-murid harus membaca berulang-ulang sehingga pelajaran melekat di benak
mereka. Sedangkan metode tulisan adalah pengkopian karya-karya ulama.
3. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling menarik dalam pendidikan Islam di masa itu
adalah sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu pengembaraan atau perjalanan jauh untuk
mencari ilmu[9][9].
PENUTUP
A. Simpulan
Adapun yang dapat saya simpulkan
dari makalah ini, yaitu:
1. Dinasti
Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah
ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik
menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H, Setelah mengalahkan pasukan
Marwan ibn Muhammad(pasukan Dinasti Umayyah).
2. Masa Bani
Abbasiyah adalah masa keemasan Islam, atau sering disebut dengan istilah ‘’The
Golden Age’’. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik
dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang
berbagai cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan
buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang
melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang menghasilkan berbagai inovasi
baru di berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
3. Bidang
Perkembangan/Keemasan Islam Pada Zaman Abbasiyah, terdiri dari a. perkembangan intelektual. b.
perkembangan peradaban dibidang
fisik,didalamnya terdapat bangunan-bangunan yang dipakai untuk menuntut
ilmu.seperti:kuttab,darul hikmah,masjid,dll. c. perkembangan peadaban dibidang
politik dan pemerintahan, dengan mengangkat menteri-menteri dan nenbentuk
kementerian, dan juga membentuk departemen-departemen yng di kepalai oleh
menteri. d. bidang militer,terdiri
dari:pasukan pemanah, pasukan infanteri,dan pasukan berkuda
4. Masa
kejayaan pendidikan Islam dimulai dengan berkembang pesatnya kebudayaan Islam
yang ditandai dengan berkembang luasnya lembaga-lembaga pendidikan Islam dan
madrasah-madrasah formal serta universitas dalam berbagai pusat kebudayaan
Islam. Pendidikan tersebut sangat berpengaruh dalam membentuk pola kehidupan,
budaya dan menghasilkan pembentukan dan perkembangan dalam berbagai aspek
budaya kaum muslimin.kebudayaan itu dipengaruhi oleh dua faktor,yakni faktor
intern(yang dibawa dari ajaran Islam itu sendiri) dan faktor ekstern(yang
dibawah luar ajaran Islam.
5. Sistem
pendidikan Islam terdiri atas tiga bagian,yaitu petama,Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau dipelajari oleh siswa.kedua, metode pengajaran, merupakan salah
satu aspek pengajaran yang penting untuk mentransfer pengetahuan atau
kebudayaan dari seorang guru kepada para pelajar. Ketiga, Rihlah Ilmiyah, yaitu
pengembaraan atau perjalanan jauh untuk mencari ilmu.
B. Saran
Demikianlah
makalah ini, semoga menjadi bahan yang bermanfaat serta dapat menjadi bahan
pelajaran bagi kita semua. Untuk lebih memahami semua materi tentang Sejarah
Pendidikan Islam, disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan
dengan materi makalah ini. Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Hmmmm... yang mau nyoba alternatif mencari duit gratis via internet, silahkan daftarkan blognya di sini..
DAFTAR
PUSTAKA
Aziz Tirbizi, E.Abdul. sejarah Perkembangan Pendidikan Islam. Tangerang : Usaha
Baru, 2007.
BadriYatim, Dr.MA. Sejarah
Pendidikan Islam Pada Masa Abbasiyah. Jakarta : PT.
Grafindo Persada, 2006.
Nur Fajri, Miqdad. Sejarah
Kebudayaan Islam. Bandung : Pustaka Furqan, 2010.
Subki, A’la, Drs. Sejarah
Kebudayaan Islam. Klaten Utara : CV. Gema Nusa, 2010.
Hasjmi, A. Sejarah
Kebudayaan Islam. Jakarta : Al- Husna Dzikra, 1997.
[4][4] Miqdad Nur Fajri. Sejarah Kebudayaan Islam. ( Bandung : Pustaka Furqon, 2010), h. 7-8
[8][8] E. Abdul Aziz Tirbisi. Sejarah Perkembangan Peradaban Islam. (Tangerang: Usaha
Nasional,2007), ha. 395
[9][9] Dr. MA. Badrim Yatim. Sejarah Pendidikan Islam pada Masa Abbasiyah. ( Jakarta : PT.
Grafindo Persada, 2006), h. 101-102
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Komentar Anda Disini